Kebun Psoh
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
This is featured post 2 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
This is featured post 3 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
Jumat, 16 Oktober 2015
08.10
PUSAT STUDI OBAT HERBAL UII
Pohon Yodium
Nama ilmiah : Jatropha multifida L.
Nama asing : Coral plant ( inggris ) dan miodine ( afrika )
Nama daerah Indonesia : Pohon yodium, jarak tintir, jarak cina, jarak gurita ( pulau jawa ), balacai batai ( ternate ).
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Trecheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Jatropha
Spesies : Jatropha multifida L.
Deskripsi Tanaman
Pohon yodium ini merupakan tumbuhan tahunan, berbentuk semak, dengan akar tunggang. Tinggi tanaman bisa sampai sekitar 2 meter dengan batang bulat, berkayu, pangkalnya membesar, bergetah dan tampak jelas bekas menempelnya daun. Ketika masih muda batang berwarna hijau dan setelah tua menjadi putih kehijauan. Jika masih muda bentuk gerigi diujung daun belum nampak. Pohon Yodium berdaun tunggal berwarna hijau dan tersebar, berbentuk hati dengan ujungnya runcing, pangkal membulat, panjangnya 15-20 cm, lebar 2,5-4 cm, bercangap, pertulangan menjari dan tepi rata. Berbunga majemuk berbentuk malai, bertangkai, tumbuh di ujung cabang, jika masih muda berwarna hijau, setelah tua berwarna coklat. Kelopak bercangap dengan warna merah. Bijinya bulat, jika masih muda berwarna putih, dan setelah itu menjadi coklat.
Budidaya
Pohon yodium dapat tumbuh pada dataran rendah maupun dataran tinggi. Media tanah yang digunakan yaitu tanah humus. Pohon yodium memerlukan sinar matahari sepanjang hari dengan penyiraman sebanyak satu kali. Pertumbuhan tanaman ini termasuk dalam kategori sedang, dimana daun dapat tumbuh dalam beberapa minggu. Perbanyakan pohon yodium dapat dilakukan dengan cara stek batang.
Kandungan Senyawa
Jarak cina memilki kandungan kimia yang bermanfaat yaitu α-amirin, kampesterol, 7α- diol, β-sitosterol, dan HCN. Batang jarak cina mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, tannin. Kandungan zat aktif tanaman jarak cina yang berupa flavoid, tannin, saponin, dan alkaloid ini dapat berfungsi sebagai anti mikroba.
Efek Farmakologis
Berbagai kandungan yang terdapat dalam Getah pohon yodium (Jatropha multifida L) seperti flavonoid dapat digunakan sebagai antiinflamasi. Sementara lektin berfungsi menstimulasi pertumbuhan sel kulit. Dan saponin digunakan sebagai zat antibiotik yang dapat mempercepat penyembuhan luka karena menghambat pertumbuhan bakteri.
Beberapa masyarakat pedesaan di Indonesia pohon yodium hanya dimanfaatkan sebagai tanaman obat untuk luka baru. Padahal penduduk Nigeria sudah menggunakan tanaman ini sebagai obat tradisional untuk mengobati berbagai jenis infeksi. Getah dan daunnya digunakan untuk menyembuhkan infeksi pada lidah bayi dan mengobati infeksi luka pada kulit. Buah, biji dan minyak dari biji Jatropha Multifida L digunakan sebagai obat pencahar. Selain itu, minyak bijinya juga dimanfaatkan untuk membuat sabun padat, minyak pelumas hingga lilin.
Refrensi
Aiyelaagbe., et all. 2008. The Antimicrobial Activity of Jatropha Multifida Extract and Chromatographic Fractions Againts Sexually Transmitted Infections. J.Med, Sci., 8 (2) : 143-147.
Boyle, M. 2008. Pemulihan Luka. EGC. Jakarta.
Hariana, H. Arief. 2008. Tanaman Obat dan Khasiatnya Seri 1. Penebar Swadaya. Jakarta.
Wijoyo, Padmiarso M. 2008. Sehat Dengan Tanaman Obat Seri Keempat. Bee Media Indonesia. Jakarta.
08.05
PUSAT STUDI OBAT HERBAL UII
Filosofi : Bahan alam (obat herbal) dengan penggunaan yg tepat berlandaskan nilai-nilai ilmiah dan islamiyah dapat digunakan untuk mengobati penyakit.
Ada 3 unsur penting :
- Alamiah
- Ilmiah
- Islamiah
Daun : Alamiah, Allah menciptakan alam semesta sangat lengkap dan seimbang. Alam telah menyediakan obat-obatan, terutama yang berasal dari tumbuhan.
Gelas : Ilmiah, obat herbal dapat berguna secara maksimal bila digunakan dengan tepat
Tetesan air : saari-saari bahan alam dapat menjadi obat melalui proses ekstraksi
Penyangga berwarna kuning berjumlah dua menunjukkan dua kalimah syahadat (sama dengan makna lambang UII).
08.03
PUSAT STUDI OBAT HERBAL UII
Visi
- Menjadi pusat studi yang unggul dibidang obat herbal berbasis penelitian, pendidikan, dan pengabdian masyarakat yang berlandaskan pada nilai-nilai ilmiah dan islamiyah.
Misi
- Melakukan pendidikan dan penelitian yang terarah dan terpadu secara berkesinambungan terhadap obat herbal yang bersumber dari bahan alam Indonesia
- Memberikan layanan informasi yang terkait dengan khasiat dan kemananan penggunaan obat herbal
- Memberikan pendampingan kepada masyarakat dalam memberdayakan obat herbal (ingkubator wirausaha) berbasis tanaman obat
- Melakukan kerjasama dengan masyarakat dan instansi terkait untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan penggunaan obat herbal berbasis alamiah, ilmiah dan islamiah
08.01
PUSAT STUDI OBAT HERBAL UII
- Sejarah Singkat
Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina. Oleh karena itu kedua bangsa ini disebut -sebut sebagai bangsa yang pertama kali memanfaatkan jahe terutama sebagai bahan minuman, bumbu masak dan obat-obatan tradisional. Jahe satu famili dengan temu-temuan lainnya.
- Nama Botani
Zingiber officinale L.
- Nama Lokal
- Halia (Aceh)
- Beeuing (Gayo)
- Bahing (Batak Karo)
- Sipodeh (Minangkabau)
- Jahi (Lampung)
- Jahe (Sunda)
- Jae (Jawa dan Bali)
- Jhai (Madura)
- Melito (Gorontalo)
- Geraka (Ternate)
- Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Species : Zingiber officinale
- Jenis Tanaman
Jahe dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangnya. Umumnya dikenal 3 varietas jahe, yaitu :
- Jahe putih/kuning besar atau disebut juga jahe gajah atau jahe badak
Rimpangnya lebih besar dan gemuk, ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainnya. Jenis jahe ini bias dikonsumsi baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik seb agai jahe segar maupun jahe olahan.
- Jahe putih/kuning kecil atau disebut juga jahe sunti atau jahe emprit
Ruasnya kecil, agak rata sampai agak sedikit menggembung. Jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua. Kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pa da jahe gajah, sehingga rasanya lebih pedas, disamping seratnya tinggi. Jahe ini cocok untuk ramuan obat -obatan, atau untuk diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya.
- Jahe merah
Rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari pada jahe putih kecil. Sama seperti jahe kecil, jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki kandungan minyak atsiri yang sama dengan jahe kecil, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan.
- Budidaya
Jahe tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0-2.000 m dpl. Di Indonesia pada umumnya ditanam pada ketinggian 200 - 600 m dpl.
Tanaman jahe membutuhkan curah hujan relatif tinggi, yaitu antara 2.500-4.000 mm/tahun. Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih tanaman jahe memerlukan sinar matahari. Dengan kata lain penanaman jahe dilakukan di tempat yang terbuka sehingga mendapat sinar matahari sepanjang hari. Suhu udara optimum untuk budidaya tanaman jahe antara 20-35 oC.
Untuk media tanam, tanaman jahe paling cocok ditanam pada tanah yang subur, gembur dan banyak mengandung humus. Tekstur tanah yang baik adalah lempung berpasir, liat berpasir dan tanah laterik. Tanaman jahe dapat tumbuh pada keasaman tanah (pH) sekitar 4,3-7,4. Tetapi keasaman tanah (pH) optimum untuk jahe gajah adalah 6,8-7,0.
- Fisikokimia
Rimpang jahe mengandung gingerol, shogaol dan zingeron. Minyak dalam ekstrak mengandung seskuiterpen, terutama zingiberen, monoterpen dan terpen teroksidasi. Oleoresin jahe juga mengandung lemak, lilin, karbohidrat, vitamin dan mineral.
- Senyawa Identitas
Shogaol
Untuk memenuhi karakteristik sebagai tamanan herbal terstandar untuk Seledri harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
- Kadar abu : tidak lebih dari 4,2%
- Kadar abu yang tidak larut dalam asam : tidak lebih dari 3,2%
- Kadar sari yang larut dalam air : tidak kurang dari 15,8%
- Kadar sari yang larut dalm etanol : tidak kurang dari 5,7%
- Kadar susut pengeringan : tidak lebih dari 10%
- Struktur Kandungan Kimia Jahe
- Gambaran Mikroskopik
Fragmen pengenal dari jahe yaitu butir amilum yang banyak; pembuluh kayu; berkas pengangkut, kadang-kadang didampingi sel zat warna, sel damar minyak, damar minyak berbentuk gumpalan atau tetesan kecil yang dengan yodium LP memberi warna; periderm; serabut dan jaringan gabus tangensial.
- Farmakologi
Secara tradisional rimpang jahe digunakan untuk membantu mengobati penyakit rematik, asma, stroke, sakit gigi, diabetes, sakit otot, tenggorokan, kram, hipertensi, mual, demam dan infeksi.
- Refrensi
Ali, B.H., G. Blunden, M. O. Tanira dan A. Nemmar. 2008. Some phytochemical, pharmacological and toxicological properties of ginger (Zingiber officinale Roscoe): A review of recent research. Food and Chemical Toxicology. 46 : 409–420.
Anonim. 1999. Mengenal Budidaya Jahe dan Prospek Jahe. Koperasi Daar El-Kutub. Jakarta.
A.,N., S., Thomas. 1989. Tanaman Obat Tradisional 1. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1980. Materia Medika Indonesia edisi IV. Departemen Kesahatan Republik Indonesia. Jakarta.
Koswara, S. 1995. Jahe dan Hasil Olahannya. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
Tapsell, L.C., I. Hemphill, L. Cobiac, C.S. Patch, D.R. Sullivan, M. Fenech, S. Roodenrys, J.B. Keogh, P.M. Clifton, P.G. Williams, V.A. Fazio dan K.E. Inge. 2006. Health benefits of herbs and spices: the past, the present, the future. Med. J. Aust. 185 (Suppl. 4),S4–S24.
Wang, W.H. dan Z.M. Wang. 2005. Studies of commonly used traditional medicine-ginger. Zhongguo Zhong Yao Za Zhi. 30:1569–1573.
Rabu, 07 Oktober 2015
Senin, 15 Juni 2015
19.46
PUSAT STUDI OBAT HERBAL UII
Oleh: Erma Yunita
Nama Botani:
Apium graveolens, Linn.
Nama Lokal:
- Celery (Inggris)
- Celeri (Prancis)
- Seleri (Italia)
- Selinon, Parsley (Jerman)
- Seledri (Indonesia)
- Sledri (Jawa)
- Saladri (Sunda)
Botani:
Herba tegak, dapat tumbuh lebih dari dua tahun, daun berpangkal pada batang dekat tanah, bertangkai, dan di bagian bawah sering terdapat daun muda di kedua sisi tangkainya, helaian daun berbentuk lekuk tangan, tidak terlalu dalam, panjang 2-5 cm, lebar 1,5-3 cm, baunya sedap, khas.
Batang kaku dan bersiku, berupa batang semu, tinggi tanaman mencapai 25-100 cm. Bunga tersusun majemuk, bertangkai pendek-pendek, bergerombol kecil, berwarna putih sampai hijau keputihan. Buah membulat, panjang 1-2 mm, berwarna coklat lemah sampai coklat kehijauan suram. Tanaman ini sangat mudah dikenal karena secara luas digunakan sebagai sayuran atau lalapan oleh masyarakat di Indonesia.
Klasifikasi:
Budidaya:
Seledri ditanam terutama pada daerah ketinggian 1000 – 2100 m di atas permukaan laut, diperbanyak dengan biji atau anakan rumput. Biji disebar merata dalam barisan di atas bedengan yang gembur. Jarak antara barisan 25 cm. Biji mulai berkecambah setelah 3 minggu. Kemudian berangsur-angsur diperjarang hingga jarak tanam akhirnya 25 x 25 cm. Tanaman ini tahan hidup sampai lebih dari dua tahun. Penyiangan diperlukan untuk membersihkan gulma dan menggemburkan tanah.
Fisikokimia:
Seluruh herba seledri mengandung glikosida apiin (glikosida flavon), isoquersetin, dan umbelliferon. Juga mengandung mannite, inosite, asparagine, glutamine, choline, linamarose, pro vitamin A, vitamin C, dan B.
Senyawa identitas:
Apiin
Untuk memenuhi karakteristik sebagai tamanan herbal terstandar untuk Seledri harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
- Kadar abu : tidak lebih dari 12%
- Kadar abu yang tidak larut dalam asam :/ tidak lebih dari 6%
- Kadar sari yang larut dalam air : tidak kurang dari 40%
- Kadar sari yang larut dalm etanol : tidak kurang dari 11%
- Bahan organik asing : tidak lebih dari 2%
Farmakologi:
Secara tradisional herba seledri digunakan sebagai:
- pemacu enzim pencernaan atau sebagai penambah nafsu makan
- peluruh air seni dan penurun tekanan darah
- disamping itu digunakan pula untuk memperlancar keluarnya air seni, mengurangi rasa sakit pada rematik dan gout, juga digunakan sebagai anti kejang
Daftar Pustaka:
A.,N., S., Thomas. 1989. Tanaman Obat Tradisional 1. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1980. Materia Medika Indonesia edisi IV. Departemen Kesahatan Republik Indonesia. Jakarta.
Susila, Anas D.. 2006. Panduan Budidaya Tanaman Sayuran. Departemen Agronomi dan Holtikultura. IPB. Bogor
19.45
PUSAT STUDI OBAT HERBAL UII
oleh: Septa Pratama
Sekilas tentang sirih merah
Klasifikasi Kingdom: Plantae , Subkingdom: Tracheobionta, Super Divisi: Spermatophyta, Divisi: Magnoliophyta, Kelas: Magnoliopsida, Sub Kelas: Magnoliidae, Ordo: Piperales, Famili: Piperaceae, Genus: Piper, Spesies: Piper crocatum Ruiz & Pav.
Tanaman Sirih Merah tumbuh menjalar seperti halnya Sirih Hijau. Batangnya bulat berwarna hijau keunguan dan tidak berbunga. Daunnya bertangkai membentuk jantung dengan bagian atas meruncing, bertepi rata, dan permukaannya mengkilap atau tidak berbulu. Panjang daunnya bias mencapai 15-20 cm. Warna daun bagian atas hijau bercorak warna putih keabu-abuan. Bagian bawah daun berwarna merah hati cerah. Daunnya berlendir, berasa pahit, dan beraroma wangi khas sirih. Batangnya bersulur dan beruas dengan jarak buku 5-10 cm di setiap buku tumbuh daun dan bakal akar sehingga tanaman sirih merah sangat mudah untuk dibudidayakan.
Cara Budidaya Sirih Merah
Media tanamnya sederhana, yakni campuran kompos dan tanah dengan perbandingan 1 : 1. Pembibitan sirih dilakukan dengan setek yang disebut sulur. Untuk bibit dipilih sulur yang telah keluar akar dan dipotong sepanjang 30-50 cm. Untuk setek hendaknya dipilih sulur yang telah berakar banyak dan agak panjang. Sebelum ditanam di area penanaman sebaiknya setek disemaikan terlebih dahulu di polybag. Sebagai media penyemaian digunakan campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 :1 Penyiraman dilakukan satu kali atau dua hari sekali. Setek akan berakar 3-4 minggu kemudian Perbanyakan sirih merah ini dapat pula menggunakan sistem runduk. Prinsip dari perundukan adalah merangsang terbentuknya akar atau tunas sebelum dipisahkan dari induknya. Sirih Merah juga dapat dibudidayakan dengan metode pencangkokan
Khasiat & Manfaat Sirih Merah
Tanaman obat yang masih berupa simplisia, hasil pengobatannya memang tampak lamban namun sifatnya konstruktif atau membangun. Hal ini berbeda dengan
obat kimia yang hasil pengobatannya terlihat cepat, namun destruktif. Oleh karena itu, obat yang berasal dari tumbuhan tidak dianjurkan untuk pengobatan penyakit infeksi akut kecuali yang alergi terhadap obat kimia. Tanaman obat lebih diutamakan untuk memelihara kesehatan dan pengobatan penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan dengan obat kimia, atau memerlukan kombinasi pengobatan antara obat kimia dengan yang berasal dari tumbuhan berkhasiat obat. Sirih merah dapat digunakan untuk membasmi aneka penyakit degeneratif danpenyakit berat lainnya, misalnya :
a. Diabetes melitus
b. Jantung koroner
c. Radang prostat
d. Tuberkulosis
e. Asam urat
f. Kanker payudara
g. Ambeien atau wasir
h. Penyakit ginjal
i. Hepatitis atau radang pada lever
Sekarang banyak obat berasal dari tumbuh-tumbuhan yang diuji secara klinis dan cukup ampuh untuk mengatasi berbagai jenis penyakit. Masih banyak bahan yang belum digali dari bumi ini, salah satunya adalah sirih merah yang banyak mengandung bahan antibiotik dan analgetik yang sangat berguna untuk menyembuhkan penyakit akibat infeksi
Syarat Sirih Merah dikatakan terstandar
Memiliki kandungan Minyak atsiri sampai 4,2% yang mengandung hidroksi kavikol, kavibetol, estragol, eugenol, metileugenol, karvakrol, terpinen, fenilpropan, tannin, Khavikol dan suatu seskuiterpen. Serta Diastase 0,8% – 1,8%. Kemudian kadar abu tidak lebih dari 14%, kadar abu yang tidak larut dalam asam tidak lebih dari 7%, kemudian kadar sari yang larut air tidak kurang dari 14%, serta kadar sari yang larut etanol tidak kurang dari 4,5%, selain itu bahan organic asing yang terkandung tidak labih dari 2%. Dengan syarat di atas dapat dikatakan bahwa sirih merah tersebut telah terstandar untuk digunakan sebagai bahan obat.
Pustaka
Feri Manoi. 2007. Sirih Merah sebagai Tanaman Obat Multifungsi. Warta Puslitbangbun Vol.13 No. 2.
Kartasapoetra, 1988. Tumbuhan Obat Lembaga Biologi Nasional LIPI. Balai Pustaka. Jakarta.
Kardinan dan Taryono. 2003. Tumbuhan Obat Lembaga Biologi Nasional LIPI. Balai Pustaka. Jakarta.
Ryan. 2008. Sirih Merah Atasi Diabetes Mellitus dan Tumor. Puspa Swara. Jakarta.
Soediarto. S. 1990. Tumbuhan Obat. Balai Pustaka. Yogyakarta.
Sudiarto. Dr. 1999. Sirih Merah Sangat Berguna untuk Menyembuhkan Penyakit Akibat Infeksi. Agrotrend. Yogyakarta.
Syukur. 2001. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat. Rineka Cipta. Jakarta.
Anonim.1977. Materia Medika Indonesia jilid 1-6 . Departemen Kesehatan Republik Indonesia . Jakarta.
Langganan:
Postingan (Atom)