- Sejarah Singkat
Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina. Oleh karena itu kedua bangsa ini disebut -sebut sebagai bangsa yang pertama kali memanfaatkan jahe terutama sebagai bahan minuman, bumbu masak dan obat-obatan tradisional. Jahe satu famili dengan temu-temuan lainnya.
- Nama Botani
Zingiber officinale L.
- Nama Lokal
- Halia (Aceh)
- Beeuing (Gayo)
- Bahing (Batak Karo)
- Sipodeh (Minangkabau)
- Jahi (Lampung)
- Jahe (Sunda)
- Jae (Jawa dan Bali)
- Jhai (Madura)
- Melito (Gorontalo)
- Geraka (Ternate)
- Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Species : Zingiber officinale
- Jenis Tanaman
Jahe dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangnya. Umumnya dikenal 3 varietas jahe, yaitu :
- Jahe putih/kuning besar atau disebut juga jahe gajah atau jahe badak
Rimpangnya lebih besar dan gemuk, ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainnya. Jenis jahe ini bias dikonsumsi baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik seb agai jahe segar maupun jahe olahan.
- Jahe putih/kuning kecil atau disebut juga jahe sunti atau jahe emprit
Ruasnya kecil, agak rata sampai agak sedikit menggembung. Jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua. Kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pa da jahe gajah, sehingga rasanya lebih pedas, disamping seratnya tinggi. Jahe ini cocok untuk ramuan obat -obatan, atau untuk diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya.
- Jahe merah
Rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari pada jahe putih kecil. Sama seperti jahe kecil, jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki kandungan minyak atsiri yang sama dengan jahe kecil, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan.
- Budidaya
Jahe tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0-2.000 m dpl. Di Indonesia pada umumnya ditanam pada ketinggian 200 - 600 m dpl.
Tanaman jahe membutuhkan curah hujan relatif tinggi, yaitu antara 2.500-4.000 mm/tahun. Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih tanaman jahe memerlukan sinar matahari. Dengan kata lain penanaman jahe dilakukan di tempat yang terbuka sehingga mendapat sinar matahari sepanjang hari. Suhu udara optimum untuk budidaya tanaman jahe antara 20-35 oC.
Untuk media tanam, tanaman jahe paling cocok ditanam pada tanah yang subur, gembur dan banyak mengandung humus. Tekstur tanah yang baik adalah lempung berpasir, liat berpasir dan tanah laterik. Tanaman jahe dapat tumbuh pada keasaman tanah (pH) sekitar 4,3-7,4. Tetapi keasaman tanah (pH) optimum untuk jahe gajah adalah 6,8-7,0.
- Fisikokimia
Rimpang jahe mengandung gingerol, shogaol dan zingeron. Minyak dalam ekstrak mengandung seskuiterpen, terutama zingiberen, monoterpen dan terpen teroksidasi. Oleoresin jahe juga mengandung lemak, lilin, karbohidrat, vitamin dan mineral.
- Senyawa Identitas
Shogaol
Untuk memenuhi karakteristik sebagai tamanan herbal terstandar untuk Seledri harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
- Kadar abu : tidak lebih dari 4,2%
- Kadar abu yang tidak larut dalam asam : tidak lebih dari 3,2%
- Kadar sari yang larut dalam air : tidak kurang dari 15,8%
- Kadar sari yang larut dalm etanol : tidak kurang dari 5,7%
- Kadar susut pengeringan : tidak lebih dari 10%
- Struktur Kandungan Kimia Jahe
- Gambaran Mikroskopik
Fragmen pengenal dari jahe yaitu butir amilum yang banyak; pembuluh kayu; berkas pengangkut, kadang-kadang didampingi sel zat warna, sel damar minyak, damar minyak berbentuk gumpalan atau tetesan kecil yang dengan yodium LP memberi warna; periderm; serabut dan jaringan gabus tangensial.
- Farmakologi
Secara tradisional rimpang jahe digunakan untuk membantu mengobati penyakit rematik, asma, stroke, sakit gigi, diabetes, sakit otot, tenggorokan, kram, hipertensi, mual, demam dan infeksi.
- Refrensi
Ali, B.H., G. Blunden, M. O. Tanira dan A. Nemmar. 2008. Some phytochemical, pharmacological and toxicological properties of ginger (Zingiber officinale Roscoe): A review of recent research. Food and Chemical Toxicology. 46 : 409–420.
Anonim. 1999. Mengenal Budidaya Jahe dan Prospek Jahe. Koperasi Daar El-Kutub. Jakarta.
A.,N., S., Thomas. 1989. Tanaman Obat Tradisional 1. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1980. Materia Medika Indonesia edisi IV. Departemen Kesahatan Republik Indonesia. Jakarta.
Koswara, S. 1995. Jahe dan Hasil Olahannya. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
Tapsell, L.C., I. Hemphill, L. Cobiac, C.S. Patch, D.R. Sullivan, M. Fenech, S. Roodenrys, J.B. Keogh, P.M. Clifton, P.G. Williams, V.A. Fazio dan K.E. Inge. 2006. Health benefits of herbs and spices: the past, the present, the future. Med. J. Aust. 185 (Suppl. 4),S4–S24.
Wang, W.H. dan Z.M. Wang. 2005. Studies of commonly used traditional medicine-ginger. Zhongguo Zhong Yao Za Zhi. 30:1569–1573.
0 komentar:
Posting Komentar